Senin, 04 Oktober 2010

PASAR BUNDER DAN PENOLAHAN LIMBAHNYA

SARANA DAN PRASARANA UNIT PENGOLAHAN SAMPAH PASAR BUNDER

Unit Pengelolahan Sampah Pasar Bunder berada di bawah naungan Dinas Perdagangan dan Perpajakan Daerah ( DP2D ) Kab. Sragen. Unit ini di bangun di atas tanah seluas 12 m X 20 m.

Jumlah pekerja ada 7 orang dengan 1 orang koordinator dan 6 orang karyawan.

headerblog2

Berikut ini adalah sarana dan prasarana kerja di Unit Pengolahan Sampah Pasar Bunder : Baca selebihnya »

PROSES PRODUKSI PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI SAMPAH PASAR

Proses pembuatan kompos/ pupuk organik dari sampah pasar dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Pengumpulan Sampah dan Pemilahan Sampah Sampah dikumpulkan dari dalam pasar dan ditampung di ruang penampungan. Di tempat ini sampah non organik dipisahkan dengan sampah organik. Karena sebagian besar sampah pasar Bunder adalah sampah organik, tahapan ini bisa dilakukan secara manual.

gerobak-sampah5

milah2

Gambar proses pengumpulan dan pemilahan sampah

2. Pencacahan Sampah Sampah organik yang sudah terpisah dengan sampah non organik selanjutnya dicacah dengan menggunakan mesin pencacah. Baca selebihnya »

HASIL PRODUKSI

pupuk-sukowati1

Saat ini Unit Pengolahan Sampah Pasar Bunder telah berhasil memproduksi kompos/ pupuk organik granular dengan kualitas bagus yang cukup di minati masyarakat. Kompos / pupuk organik hasil produksi menggunakan merk “SUKOWATI” dan di kemas menjadi 2 jenis yaitu : Baca selebihnya »

TUJUAN DAN MANFAAT

TUJUAN :

Tujuan di dirikannya Unit Pengolahan Sampah Pasar Bunder (UPSPB) DISPENDA Kab. Sragen adalah :

  1. Mampu mengurangi (reduce) volume sampah yang di buang ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA)
  2. Dapat mengkonversi (reuse & recycle) sampah menjadi barang yang berguna bagi masyarakat seperti pupk kompos, pupuk cair dan bio gas
  3. Dengan pengelolaan yang profesional konversi di harapkan bisa mendatangkan keuntungan ekonomi dari hasil penjualan pupuk kompos, pupuk cair dan bio gas
  4. Dapat melakukan replikasi pengolahan sampah ke pasar tradisional yang lain

MANFAAT : Baca selebihnya »

Asal-usul Bulan menjadi Satelit...???

Selasa, 5 Oktober 2010 - Sangat lama orang mengira Bulan hanyalah asteroid besar yang kebetulan mendekati orbit Bumi dan tertangkap oleh gravitasi Bumi.

Setelah perhitungan yang hati-hati terbukti kalau tidak ada asteroid yang tertangkap Bumi mampu membuat orbit mengelilingi Bumi seperti yang dilakukan Bulan sekarang. Sekarang para ilmuan memutuskan kalau satu-satunya penjelasan kenapa Bulan dapat memiliki karakteristik rotasi dan orbit seperti sekarang adalah karena sebuah meteorit raksasa yang menghantam Bumi dan menciptakan awan bahan panas mengelilingi Bumi yang kemudian perlahan kembali jatuh lagi membentuk lapisan luar Bumi dan satelitnya, Bulan. Bagaimana ilmuan bisa tahu? Momentum sudut adalah kuncinya.

Momentum sudut adalah ukuran seberapa cepat sebuah benda berputar (berotasi) dan seberapa kuat tenaga yang diperlukan untuk mengubah rotasinya (berapa besar gaya diperlukan untuk memperlambatnya, misalnya). Citra seorang pemain ski yang berputar memberi contoh klasik momentum sudut. Bayangkan seorang pemain ski berputar di tempatnya dengan tangan terentang. Pemain ski ini berotasi, ia memiliki massa, ia berputar dengan kecepatan tetap, dan lengannya diukur sebagai panjang dari pusat tubuh menuju ujung jarinya, dan karenanya ia punya momentum sudut. Saat perubahan terjadi pada pemain ski yang berputar, besar momentum sudut harus sama (ini yang disebut kekekalan momentum sudut dan merupakan sebuah hukum fisika). Bayangkan sang pemain ski menarik tangannya sehingga menempel pada tubuhnya. Panjang dari pusat ke ujung orang yang berputar ini menjadi lebih pendek, dan karena momentum sudut harus sama maka sang pemain ski semakin cepat berputar. Tugas sang pemain ski hanya menarik tangannya, sisanya fisika yang melakukan.

Sistem orbit dan perputaran Bumi dan Bulan juga memiliki momentum sudut. Momentum sudut sistem Bumi – Bulan adalah 3.5 x 1042 kg/m2sec. Hukum kekekalan momentum sudut bekerja nyaris sempurna untuk sistem Bumi – Bulan, walau ada sejumlah kecil energi hilang karena gesekan pasang surut, dan momentum sudut total sistem ini tetap sama semenjak 4.5 miliar tahun terakhir. Walaupun momentum sudut tetap sama, seperti dalam kasus pemain ski yang laju putaran dan jarak antara tubuhnya tidak berubah, dan faktanya memang demikian.

Kelahiran dan Evolusi Bulan

Tonjolan pasang surut air yang tertarik dari permukaan Bumi oleh gaya tarik gravitasi Bulan membawa sumbu Bumi – Buloan membentuk sudut kecil alpha, dan Bulan memberi torsi gravitasi pada tonjolan ini, dan memperlambat rotasi Bumi. Pada gilirannya, tonjolan pasang surut ini juga memberi torsi pada Bulan, mempercepat laju orbit Bulan dan membuat Bulan bergerak menjauh untuk mempertahankan momentum sudut.

Ada lapisan yang sangat tipis yang disebut rhythmite pasang surut, sebuah lapisan yang tercipta tiap kali pasang surut terjadi. Bila lapisan-lapisan tipis (laminae) ini terkubur dan terpanggang menjadi batuan seiring waktu maka mungkin bagi ilmuan untuk menghitung lapisan ini dan menentukan seberapa banyak bulan lunar per tahun saat batuan itu terbentuk. Bila batu juga dapat ditentukan usianya secara mutlak lewat metode radiometrik, maka rhythmite dapat menunjukkan berapa banyak bulan dalam satu tahun di masa lalu.

Berdasarkan analisa ini dan analisa sejenis, para ilmuan berhasil menentukan usianya yaitu 2.45 miliar tahun, sekitar separuh usia Bumi, dimana sehari di Bumi hanya 19 jam lamanya. Ini artinya setiap 19 jam Bumi berotasi dan melewati waktu siang dan waktu malam. Perlahan, dalam 4.56 miliar tahun sejak Bumi lahir, rotasi Bumi telah melambat dan panjang hari semakin panjang. Hari-hari masih terus memanjang, karena kekekalan momentum sudut: Saat Bulan menarik pasang di sekitar Bumi, rotasi Bumi diperlambat oleh gesekan pasang surut ini. Saat rotasi melambat, untuk mempertahankan momentum sudut, Bulan bergerak perlahan menjauhi Bumi. Efek yang sama yang kita amati seperti pada pemain ski yang memperlambat putarannya dengan cara merentangkan tangan. Dengan menganalisa rhythmite pasang surut dan batuan lain yang juga merekam pasang surut atau hari, ilmuan membuat rekaman panjang hari selama 2.5 miliar tahun terakhir. Sebelumnya hanya ada sedikit data yang tersedia, dan para ilmuan mengekstrapolasi data kembali untuk mencoba menentukan panjang hari pada saat Bumi terbentuk. Setelah dihitung ternyata panjang hari di masa awal Tata Surya terbentuk hanya sekitar lima jam!

Sekarang, dengan data lebih banyak, tampaknya Bumi tidak pernah berputar secepat itu (yang berdasarkan hukum Kekekalan momentum sudut berarti Bulan sangat dekat dengan Bumi, seperti di film fiksi ilmiah). Tampaknya, Bulan dan Bumi menjauhi satu sama lain dengan dipercepat, dan karenanya perpanjangan hari di Bumi dipercepat. Dua setengah miliar tahun lalu, laju resesi Bulan hanyalah sepertiga sekarang, dan 620 juta tahun lalu hanya dua pertiga sekarang. Dengan mengukur jarak dari Bulan ke Bumi menggunakan laser (memantulkan laser dengan cermin yang dipasang astronot Apollo di Bulan), diketahui kalau Bulan menjauh dari Bumi dengan tingkat 3.75 – 3.89 cm per tahun!

Sementara ini tampaknya perubahan yang mengejutkan dalam sistem Bumi – Bulan yang tidak berubah, ia sesungguhnya gagasan yang sangat lama. Filsuf besar, Immanuel Kant, berpendapat pada tahun 1754 kalau gesekan pasang surut akan memperlambat rotasi Bumi, namun ia seorang penulis dan pemikir, bukannya ilmuan, sehingga ia tidak menyelidiki gagasan ini lebih jauh, dan akhirnya terlupakan hingga pertengahan abad ke-19.

Momentum sudut juga merupakan kendala penting untuk gagasan bagaimana Bulan tercipta. Apapun model yang dimiliki seorang ilmuan untuk pembentukan sistem Bumi – Bulan, model tersebut harus menghasilkan sistem Bumi – Bulan dengan jumlah momentum sudut yang sama. Teori asteroid yang tertangkap orbih Bumi tidak dapat menghasilkan sistem dengan nilai momentum sudut yang sama, namun teori tumbukan raksasa bisa. Sebuah penumbuk raksasa seukuran planet Mars menghantam Bumi dan potongan dari campuran antara benda ini dan potongan Bumi yang tercabut kembali jatuh dan membentuk Bulan.

Seorang ilmuan bernama Robin Canup, bekerja di Universitas Negeri Arizona, membuat program komputer raksasa untuk memodelkan proses ini. Programnya melacak jejak kecepatan, arah dan suhu Bumi dan asteroid yang menghantamnya, yang disebut Penghantam Raksasa (Giant Impactor). Setelah Penghantam Raksasa menghantam Bumi, program melacak jejak kecepatan, arah dan suhu dari puluhan ribu pecahan yang beterbangan dari Bumi. Energi dari tumbukan ini begitu besar sehingga sebagian Bumi dan semua tubuh Penghantam Raksasa ini meleleh. Bumi kemudian menggumpal kembali membentuk bola dan potongan-potongan Bumi dan Penghantam Raksasa ini terbang ke orbit mengelilingi Bumi. Perlahan potongan yang paling besar dari kumpulan potongan ini saling mendekat satu sama lain membentuk planetesimal-planetesimal (planet kecil atau potongan-potongan planet), planetesimal-planetesimal ini saling tumbuk atau tarik lewat gravitasi dan membentuk Bulan. Canup telah menggunakan model komputernya untuk menghitung kalau ukuran sang Penghantam Raksasa yang menabrak Bumi haruslah seukuran Mars. Tumbukan ini harus cukup awal di masa muda Tata Surya dimana para penghantam raksasa berkeliaran secara acak di Tata Surya dalam, belum stabil dalam orbit mereka sendiri. Ia harus terjadi sebelum batuan tertua yang diketahui ada di Bumi terbentuk, karena seluruh lapisan luar Bumi saat itu terguncang dan mencair akibat hantaman raksasa. Batu tertua di Bumi berusia sekitar 4 miliar tahun. Tumbukan raksasa ini harus terjadi sebelum batuan tertua di Bulan terbentuk. Berkat misi Apollo, yang membawa pulang sekitar 700 kg material dari Bulan, para ilmuan memiliki batuan dari Bulan yang dapat ditentukan usianya. Batuan tertua dari Bulan berusia 4.4 miliar tahun. Karenanya pembentukan Bulan terjadi setelah pembentukan planet di Tata Surya, pada 4.56 miliar tahun lalu, dan sebelum 4.4 miliar tahun lalu, saat batuan Bulan tertua terbentuk.

Sang Penghantam Besar menabrak Bumi

Referensi

1. Linda T. Elkis – Tanton. 2010. The Earth and The Moon. Facts on File, Inc

2. Canup, R., and E. Asphaug. “Origin of the Moon in a giant impact near the end of the Earth’s formation.” Nature 412 (2001): 708–712.

3. Wikipedia. 2010. Giant impact hypothesis

4. Simulasi terjadinya Bulan : http://www.youtube.com/watch?v=m8P5ujNwEwM

Artikel terkait:

  1. Asal Usul Moralitas
  2. Asal Usul Nol
  3. Asal usul magnet terpecahkan.
  4. Asal Usul Danau Toba
  5. Asal usul HIV
Rasia
Rasia Surya adalah seorang penulis lepas yang mengubah berbagai artikel ilmiah teknis menjadi dapat dibaca oleh awam. Pengalamanya antara lain sebagai pemenang lomba karya tulis Ilmiah waktu kuliah, dan desainer Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro. Bidang akademik yang pernah ditempuh: Teknik Listrik dan Pendidikan Matematika Pengalaman kerja : Keamanan, perdagangan, peternakan, teknisi, desainer mesin, desainer software, guru, pembimbing belajar, peneliti dan translator.

PASAR BUNDER DAN PENOLAHAN LIMBAHNYA

SARANA DAN PRASARANA UNIT PENGOLAHAN SAMPAH PASAR BUNDER

Unit Pengelolahan Sampah Pasar Bunder berada di bawah naungan Dinas Perdagangan dan Perpajakan Daerah ( DP2D ) Kab. Sragen. Unit ini di bangun di atas tanah seluas 12 m X 20 m.

Jumlah pekerja ada 7 orang dengan 1 orang koordinator dan 6 orang karyawan.

headerblog2

Berikut ini adalah sarana dan prasarana kerja di Unit Pengolahan Sampah Pasar Bunder : Baca selebihnya »

PROSES PRODUKSI PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI SAMPAH PASAR

Proses pembuatan kompos/ pupuk organik dari sampah pasar dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Pengumpulan Sampah dan Pemilahan Sampah Sampah dikumpulkan dari dalam pasar dan ditampung di ruang penampungan. Di tempat ini sampah non organik dipisahkan dengan sampah organik. Karena sebagian besar sampah pasar Bunder adalah sampah organik, tahapan ini bisa dilakukan secara manual.

gerobak-sampah5

milah2

Gambar proses pengumpulan dan pemilahan sampah

2. Pencacahan Sampah Sampah organik yang sudah terpisah dengan sampah non organik selanjutnya dicacah dengan menggunakan mesin pencacah. Baca selebihnya »

HASIL PRODUKSI

pupuk-sukowati1

Saat ini Unit Pengolahan Sampah Pasar Bunder telah berhasil memproduksi kompos/ pupuk organik granular dengan kualitas bagus yang cukup di minati masyarakat. Kompos / pupuk organik hasil produksi menggunakan merk “SUKOWATI” dan di kemas menjadi 2 jenis yaitu : Baca selebihnya »

TUJUAN DAN MANFAAT

TUJUAN :

Tujuan di dirikannya Unit Pengolahan Sampah Pasar Bunder (UPSPB) DISPENDA Kab. Sragen adalah :

  1. Mampu mengurangi (reduce) volume sampah yang di buang ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA)
  2. Dapat mengkonversi (reuse & recycle) sampah menjadi barang yang berguna bagi masyarakat seperti pupk kompos, pupuk cair dan bio gas
  3. Dengan pengelolaan yang profesional konversi di harapkan bisa mendatangkan keuntungan ekonomi dari hasil penjualan pupuk kompos, pupuk cair dan bio gas
  4. Dapat melakukan replikasi pengolahan sampah ke pasar tradisional yang lain

MANFAAT : Baca selebihnya »

Norton Anti Virus 2011

Norton AntiVirus 2011, Hadir dengan Tool Gratisan
JONO SAPUTRA- detikinet


Jakarta - Symantec telah meluncurkan produk anti virus terbarunya, Norton AntiVirus 2011. Tidak hanya mengusung meragam modus proteksi terkini, namun juga diperkaya dengan beberapa tool gratisan yang diklaim sangat bermanfaat.

Sebut saja Norton Power Eraser. Tool ini berfungsi sebagai penyaring berbagai aplikasi berbahaya, misalnya penawaran program anti virus palsu yang belakangan mulai marak. Belum lagi beberapa scareware yang terkadang mendompleng situs tertentu.

Seperti keterangan tertulis yang diterima detikINET, Jumat (1/10/2010), selain itu Norton juga menawarkan tool gratisan yang bisa bebas dicicipi seperti:


  • Norton Safe Web Lite, yakni sebuah toolbar yang dapat didownload untuk mengidentifikasi situs-situs yang dianggap beresiko.
  • Norton Safe Web for Facebook, berfungsi untuk mencegah penipuan yang bisa dilakukan melalui Facebook. Seperti penyebaran link yang menuju ke situs tertentu.
  • Norton Online Family, aplkasi ini bisa digunakan oleh orang tua untuk melindungi buah hatinya ketika sedang online. Selain memantau, tool ini juga bisa menyaring situs apa saja yang boleh dikunjungi oleh penggunanya.
Norton AntiVirus 2011, saat ini sudah tersedia untuk pengguna di Indonesia yang bisa didapat melalui berbagai peritel dan Norton online. Untuk mendapatkannya, pengguna harus merogoh kocek pada kisaran harga Rp 359,550 untuk lisensi tiga PC dan Rp 206,550 untuk lisensi satu PC.

Penjelasan dan Jenis-Jenis Limbah yang ada pada lingkungan....?

Pengertian dan Penjelasan Serta Jenis - Jenis Limbah Beserta Dampak dan Manfaatnya, Limbah
adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).

Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

1. Limbah Industri Pangan

Sektor Industri/usaha kecil pangan yang mencemari lingkungan antara lain ; tahu, tempe, tapioka dan pengolahan ikan (industri hasil laut). Limbah usaha kecil pangan dapat menimbulkan masalah dalam penanganannya karena mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak , garam-garam, mineral, dan sisa0sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan. Sebagai contohnya limbah industri tahu, tempe, tapioka industri hasil laut dan industri pangan lainnya, dapat menimbulkan bau yang menyengat dan polusi berat pada air bila pembuangannya tidak diberi perlakuan yang tepat.
Air buangan (efluen) atau limbah buangan dari pengolahan pangan dengan Biological Oxygen Demand ( BOD) tinggi dan mengandung polutan seperti tanah, larutan alkohol, panas dan insektisida. Apabila efluen dibuang langsung ke suatu perairan akibatnya menganggu seluruh keseimbangan ekologik dan bahkan dapat menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lainnya.
2. Limbah Industri Kimia dan Bahan Bangunan
Industri kimia seperti alkohol dalam proses pembuatannya membutuhkan air sangat besar, mengeakibatkan pula besarnya limbah cair yang dikeluarkan kelingkungan sekitarnya. Air limbahnya bersifat mencemari karena didalamnya terkandung mikroorganisme, senyawa organik dan anorganik baik terlarut maupun tersuspensi serta senyawa tambahan yang terbentuk selama proses permentasi berlangsung.
Industri ini mempunyai limbah cair selain dari proses produksinya juga, air sisa pencucian peralatan, limbah padat berupa onggokan hasil perasan, endapan Ca SO4, gas berupa uap alkohol. kategori limbah industri ini adalah llimbah bahan beracun berbahayan (B3) yang mencemari air dan udara.
Gangguan terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan efek bahan kimia toksik :
1. Keracunan yang akut, yakni keracunan akibat masuknya dosis tertentu kedalam tubuh melalui mulut, kulit, pernafasan dan akibatnya dapat dilihat dengan segera, misalnya keracunan H2S, Co dalan dosis tinggi. Dapat menimbulkan lemas dan kematian. Keracunan Fenal dapat menimbulkan sakit perut dan sebagainya.
2. Keracunan kronis, sebagai akibat masuknya zat-zat toksis kedalam tubuh dalam dosis yang kecil tetapi terus menerus dan berakumulasi dalam tubuh, sehingga efeknya baru terasa dalam jangka panjang misalnya keracunan timbal, arsen, raksa, asbes dan sebagainya.
Industri fermentasi seperti alkohol disamping bisa membahayakan pekerja apabila menghirup zat dalam udara selama bekerja apabila tidak sesuai dengan Threshol Limit Valued (TLV) gas atau uap beracun dari industri juga dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat sekitar.
Kegiatan lain sektor ini yang mencemari lingkungan adalah industri yang menggunakan bahan baku dari barang galian seperti batako putih, genteng, batu kapur/gamping dan kerajinan batu bata. Pencemaran timbul sebagai akibat dari penggalian yang dilakukan terus-menerus sehingga meninggalkan kubah0kubah yang sudah tidak mengandung hara sehingga apabila tidak dikreklamasi tidak dapat ditanami untuk ladang pertanian.
3. Limbah Industri Sandang Kulit dan Aneka
Sektor sandang dan kulit seperti pencucian batik, batik printing, penyamakan kuit dapat mengakibatkan pencemaran karena dalam proses pencucian memerlukanair sebagai mediumnya dalam jumlah yang besar. Proses ini menimbulkan air buangan (bekas Proses) yang besar pula, dimana air buangan mengandung sisa-sisa warna, BOD tinggi, kadar minyak tinggi dan beracun (mengandung limbah B3 yang tinggi).
4. Limbah Industri Logam dan Ekektronika
Bahan buangan yang dihasilkan dari industr besi baja seperti mesin bubut, cor logam dapat menimbulkan pemcemaran lingkungan. Sebagian besar bahan pencemarannya berupa debu, asap dan gas yang mengotori udarasekitarnya. Selain pencemaran udara oleh bahan buangan, kebisingan yang ditimbulkan mesin dalam industri baja (logam) mengganggu ketenangan sekitarnya. kadar bahan pencemar yang tinggi dan tingkat kebisingan yang berlebihan dapat mengganggu kesehatan manusia baik yang bekerja dalam pabrik maupun masyarakat sekitar.
Walaupun industri baja/logam tidak menggunakan larutan kimia, tetapi industri ini memcemari air karena buanganya dapat mengandung minyak pelumas dan asam-asam yang berasal dari proses pickling untukmembersihkan bahan plat, sedangkan bahan buangan padat dapat dimanfaatkan kembali.
Bahaya dari bahan-bahan pencemar yang mungkin dihaslkan dari proses-proses dalam industri besi-baja/logam terhadap kesehatan yaitu :
1. Debu, dapat menyebabkan iritasi, sesak nafas
2. Kebisingan, mengganggu pendengaran, menyempitkan pembuluh darah, ketegangan otot, menurunya kewaspadaan, kosentrasi pemikiran dan efisiensi kerja.
3. Karbon Monoksida (CO), dapat menyebabkan gangguan serius, yang diawali dengan napas pendek dan sakit kepala, berat, pusing-pusing pikiran kacau dan melemahkan penglihatan dan pendengaran. Bila keracunan berat, dapat mengakibatkan pingsan yang bisa diikuti dengan kematian.
4. Karbon Dioksida (CO2), dapat mengakibatkan sesak nafas, kemudian sakit kepala, pusing-pusing, nafas pendek, otot lemah, mengantuk dan telinganya berdenging.
5. Belerang Dioksida (SO2), pada konsentrasi 6-12 ppm dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan, peradangan lensa mata (pada konsentrasi 20 ppm), pembengkakan paru-paru/celah suara.
6. Minyak pelumas, buangan dapat menghambat proses oksidasi biologi dari sistem lingkungan, bila bahan pencemar dialirkan keseungai, kolam atau sawah dan sebagainya.
7. Asap, dapat mengganggu pernafasan, menghalangi pandangan, dan bila tercampur dengan gas CO2, SO2, maka akan memberikan pengaruh yang nenbahayakan seperti yang telah diuraikan diatas.
Sumber : http://magazineforum.blogspot.com/2010/10/jenis-jenis-limbah-beserta-dampak-dan.html
sumber : http://bojongharapan.blogspot.com

Minggu, 03 Oktober 2010

Limbah Bekas industri cair dari Perusahaan pemerintah....!!!

PENGARUH LIMBAH AIR PANAS PLTU MUARA KARANG TERHADAP KOMPOSISI JENIS,KEJERAHAN,DAN SEBARAN MAKROFAUNA SERTA PENGAMATAN TOLERANSI SUHU PADA IKAN BANDENG DAN UDANG API-API.
PhD Theses from JBPTITBPP / 2007-12-18 16:10:22
Oleh : Burhanuddin, S3 - Dept. of Biology
Dibuat : 1986-10-00, dengan 2 file

Keyword : Modern Industry; Pollution; Abiotic Factors; Crustaceae; Mollusca; Malformation.

Industri modern membawa banyak faktor baru ke dalam lingkungan hidup yang hung kin dapat mempengaruhi keseimbangan alam seperti pencemaran lingkungan. Kecemasan terhadap pencemaran lingkungan ini mengingatkan manusia kepada adanya bahaya potensial dari limbah air panas suatu pembangikit listrik tenaga uap baik di tepi sungai maupun di laut. Makin besar daya terpasang listrik suatu unit, makin besar pula limbah yang dihasilkan serta makin luas pula perairan yang diliputnya.

Dari penelusuran pustaka diketahui bahwa makin ting gi suhu suatu perairan, makin sedikit jumlah biota yang hidup disana. Kenaikan suhu suatu perairan akibat limbah air panas akan mengubah komposisi jenis biota di perairan yang bersangkutan. Biota yang menetap disana tergolong biota yang memiliki toleransi besar terhadap perubahan suhu. Biota akan mati bila batas toleransi suhu telah dilampauinya.

Temuan temuan di atas tadi diperoleh dengan pendekatan-pendekatan pada faktor-faktor abiotik dan biotik. Faktor-faktor abiotik biasanya mencakup beberapa Faktor-faktor abiotik.

Pengamatan dan percobaan dilakukan di perairan Muara Karang dan di laboratorium untuk mengetahui pengaruh kenaikan suhu suatu perairan.

Komposisi jenis, kejerahan, dan sebaran ikan, Crustacea, dan Mollusca di perairan Muara Karang dibahas dengan menggunakan data dari trawl dan jaring pantai yang berlangsung dari bulan Juni 1982 - Agustus 1983. Data-da to hidrologis diambil bersamaan waktunya dengan saat pengambilan contoh biota. Hasil pengamatan mendukung temuan-temuan yang tercatat di dalam kepustakaan sekarang ini.

PLTU Muara Karang mengubah struktur komunitas ikan, Crustacea, dan Mollusca di perairan ini. Hal ini tampak lebih jelas di perairan kolam pelimbahan.

Pola sebaran fauna ikan, Crustacea, dan Mollusca yang berdasarkan analisa kelompok umumnya di pengaruhi oleh musim. Sebaran ketiga kelompok fauna itu juga dipengaruhi oleh letak atau jarak dari mulut pelimbahan.

Besaran kenaikan suhu dan waktu dedah memegang peranan dalam kehidupan biota. Kedua faktor ini dapat mengakibatkan kematian pada biota yang didedah. Kejutan panas dapat menyebabkan malabentuk (malformation) pada ikan.

Analisa regresi berganda menunjukkan bahwa peranan interaksi peubah lebih menonjol daripada peubah sendiri sebagai penentu kejerahan organisme. Oksigen dan interaksinya dengan peubah lain merupakan peubah terpenting.

Suhu dan interaksinya dengan peubah lain menempati peringkat kedua.

Suhu perairan Muara Karang yang dipengaruhi oleh limbah air panas cenderung naik sejalan dengan bertam bahnya daya terpasang listrik di tempat ini. Isoterm pada musim peralihan berada jauh dari pelimbahan dibandingkan dengan isoterm yang bernilai sama pada musim lainnya.

Kandungan oksigen limbah air panas setelah digunakan sebagai air pendingin tercatat normal dalam kaitannya dengan lingkungan perairan Teluk Jakarta. Jadi nilai oksigen yang menjadi faktor penting di dalam kehidupan organisme akuatik tidak terganggu.

Salinitas terendah terdapat di muara sungai dan ter tinggi berada jauh dari garis pantai. Nilai terendah diperoleh pada musim barat karena pengenceran oleh air sungai dan tertinggi ditemukan pada musim peralihan kedua, Variasi nilai salinitas di kolam pelimbahan sejalan dengan keragaman nilai salinitas di Teluk Jakarta.
Deskripsi Alternatif :

Industri modern membawa banyak faktor baru ke dalam lingkungan hidup yang hung kin dapat mempengaruhi keseimbangan alam seperti pencemaran lingkungan. Kecemasan terhadap pencemaran lingkungan ini mengingatkan manusia kepada adanya bahaya potensial dari limbah air panas suatu pembangikit listrik tenaga uap baik di tepi sungai maupun di laut. Makin besar daya terpasang listrik suatu unit, makin besar pula limbah yang dihasilkan serta makin luas pula perairan yang diliputnya.

Dari penelusuran pustaka diketahui bahwa makin ting gi suhu suatu perairan, makin sedikit jumlah biota yang hidup disana. Kenaikan suhu suatu perairan akibat limbah air panas akan mengubah komposisi jenis biota di perairan yang bersangkutan. Biota yang menetap disana tergolong biota yang memiliki toleransi besar terhadap perubahan suhu. Biota akan mati bila batas toleransi suhu telah dilampauinya.

Temuan temuan di atas tadi diperoleh dengan pendekatan-pendekatan pada faktor-faktor abiotik dan biotik. Faktor-faktor abiotik biasanya mencakup beberapa Faktor-faktor abiotik.

Pengamatan dan percobaan dilakukan di perairan Muara Karang dan di laboratorium untuk mengetahui pengaruh kenaikan suhu suatu perairan.

Komposisi jenis, kejerahan, dan sebaran ikan, Crustacea, dan Mollusca di perairan Muara Karang dibahas dengan menggunakan data dari trawl dan jaring pantai yang berlangsung dari bulan Juni 1982 - Agustus 1983. Data-da to hidrologis diambil bersamaan waktunya dengan saat pengambilan contoh biota. Hasil pengamatan mendukung temuan-temuan yang tercatat di dalam kepustakaan sekarang ini.

PLTU Muara Karang mengubah struktur komunitas ikan, Crustacea, dan Mollusca di perairan ini. Hal ini tampak lebih jelas di perairan kolam pelimbahan.

Pola sebaran fauna ikan, Crustacea, dan Mollusca yang berdasarkan analisa kelompok umumnya di pengaruhi oleh musim. Sebaran ketiga kelompok fauna itu juga dipengaruhi oleh letak atau jarak dari mulut pelimbahan.

Besaran kenaikan suhu dan waktu dedah memegang peranan dalam kehidupan biota. Kedua faktor ini dapat mengakibatkan kematian pada biota yang didedah. Kejutan panas dapat menyebabkan malabentuk (malformation) pada ikan.

Analisa regresi berganda menunjukkan bahwa peranan interaksi peubah lebih menonjol daripada peubah sendiri sebagai penentu kejerahan organisme. Oksigen dan interaksinya dengan peubah lain merupakan peubah terpenting.

Suhu dan interaksinya dengan peubah lain menempati peringkat kedua.

Suhu perairan Muara Karang yang dipengaruhi oleh limbah air panas cenderung naik sejalan dengan bertam bahnya daya terpasang listrik di tempat ini. Isoterm pada musim peralihan berada jauh dari pelimbahan dibandingkan dengan isoterm yang bernilai sama pada musim lainnya.

Kandungan oksigen limbah air panas setelah digunakan sebagai air pendingin tercatat normal dalam kaitannya dengan lingkungan perairan Teluk Jakarta. Jadi nilai oksigen yang menjadi faktor penting di dalam kehidupan organisme akuatik tidak terganggu.

Salinitas terendah terdapat di muara sungai dan ter tinggi berada jauh dari garis pantai. Nilai terendah diperoleh pada musim barat karena pengenceran oleh air sungai dan tertinggi ditemukan pada musim peralihan kedua, Variasi nilai salinitas di kolam pelimbahan sejalan dengan keragaman nilai salinitas di Teluk Jakarta.